[ad_1]
Mudah-mudahan ini menjadi langkah kita bersama dalam menjadikan desa wisata di Indonesia sebagai pariwisata berkelas dunia
Jakarta (ANTARA) – Tiga desa wisata ditunjuk mewakili Indonesia dalam ajang Best Tourism Villages 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO).
Ketiga desa tersebut adalah Desa Wisata Nglanggeran di Gunung Kidul, DIY Yogyakarta. Kedua, Desa Wisata Tetebatu di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Terakhir, Desa Wae Rebo di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di Jakarta, Senin, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada tiga desa yang berhasil mewakili Indonesia dalam ajang tersebut.
“Mudah-mudahan ini menjadi langkah kita bersama dalam menjadikan desa wisata di Indonesia sebagai pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” kata dia dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Ketiga desa dari Indonesia akan bersaing antara lain dengan Murcia dari Spanyol, Alonissos, Westerb Samos, serta Soufli yang mewakili Yunani, dan desa wisata dari berbagai negara di Asia Tenggara.
Lomba desa bertaraf internasional ini dinilai memberikan kebanggaan tersendiri untuk Indonesia, sekaligus sebagai salah satu upaya mempromosikan pariwisata Indonesia di kancah global.
UNWTO akan mengakui dari berbagai desa di seluruh dunia yang paling berkomitmen untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya serta pembangunan berkelanjutan melalui pariwisata. Organisasi ini menawarkan kepada negara-negara anggotanya untuk berpartisipasi dengan mengirimkan maksimal tiga desa wisata di tahun 2021.
Keunggulan dari ketiga desa wisata Indonesia yang mengikuti UNWTO, antara lain untuk Desa Nglanggeran berada di kawasan Gunung Api Purba yang menjadi bagian dari Geopark Gunung Sewu. Wisatawan dapat tracking (berjalan panjang) dengan menaiki 100 anak tangga agar dapat melihat gunung api purba yang membentang luas.
Untuk Desa Wisata Tetebatu yang berada di kawasan lembah Gunung Rinjani, wisatawan dapat melihat pemandangan gunung Sangkareang dan Gunung Rinjani dari desa tersebut.
Di sana, terdapat pula air terjun Sarang Walet atau Bat Cave dan air terjun Kokok Duren. Kemudian, wisatawan juga bisa mengunjungi Hutan Monyet dengan melihat monyet hitam endemik asli Tetebatu.
Sementara Desa Wae Rebo, berada di atas ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau berada di atas gunung. Para wisatawan perlu tracking dengan menyusuri jalan setapak, membelah hutan, melewati sungai sejauh 6 kilometer, dan mendaki hingga mencapai desa tersebut.
Dengan eksotisme alam dan budaya Desa Wae Rebo, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) memberikan pengakuan kepada desa tersebut sebagai warisan budaya dunia pada Agustus 2012 yang lalu.
Baca juga: Mengenal Desa Wisata Coal penyangga KSPN Labuan Bajo
Baca juga: Menparekraf ingin desa wisata tumbuh lebih banyak di Aceh
Baca juga: Menparekraf jadikan Nusa desa wisata pertama berbasis edukasi bencana
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2021