beritamakassar.com – JAKARTA – Kedekatan antara Anies Baswedan juga Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ) mengindikasikan eratnya hubungan kedua tokoh nasional tersebut. Banyak hal yang bisa jadi dimaknai dari momen saling berbisik kedua tokoh di area acara Bentang Harapan JakAsa dalam Balai Perkotaan Ibukota tersebut.
Pengamat komunikasi urusan politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menyampaikan bahwa keeratan hubungan Anies-Ahok tentu diharapkan menular ke para pendukungnya. Setidaknya, hubungan harmonis dalam antara kedua pendukung itu akan menghadirkan suasana tenteram lalu harmonis di tempat Jakarta.
“Harmonisnya pendukung Anies kemudian Ahok dapat menjadi kekuatan di membantu Pramono-Rano mendirikan Jakarta. Hal itu akan memudahkan Pramono-Rano merealisir janji-janji politiknya ketika kampanye pemilihan kepala daerah 2024 ,” kata Jamil di keterangannya, Kamis (2/1/2025).
Selain itu, ia mengawasi momen saling bisik Anies-Ahok dapat semata keduanya secara bersatu akan menyampaikan dukungan penuhnya terhadap Pramono-Rano pada melaksanakan fungsi serta tugasnya sebagai gubernur lalu duta gubernur Jakarta.
Meskipun dukungan itu sudah ada disampaikan pada waktu Pramono serta Rano sebaga calon gubernur serta duta gubernur, hal itu disampaikan secara terpisah. “Efek politis, psikologis, kemudian sosiologisnya akan berbedah bila disampaikan bersamaan,” ujarnya.
Selain itu, Jamil meninjau Anies dan juga Ahok tampaknya akan melakukan pidato urusan politik bersama. Pidato urusan politik itu dapat menjadi respons mereka terhadap persoalan hidup sebagai bangsa serta bernegara kontemporer.
Di antaranya bisa jadi jadi berkaitan dengan pilkada melalui DPRD, kembali ke UUD 1945, PPN 12 persen, pemberantasan korupsi, kolusi serta nepotisme (KKN), dan juga penanganan pelanggaran HAM. Isu-isu yang disebutkan mampu jadi menjadi topik utama bila Anies lalu Ahok melakukan pidato kebijakan pemerintah bersama.
“Jadi, Anies lalu Ahok sanggup cuma menyampaikan hal-hal yang spesifik terkait Joko Widodo, teristimewa isu-isu sensitif terkait Jokowi pascapensiun presiden,” tuturnya.
Anies kemudian Ahok, kata Jamil, menyampaikan hal itu bisa saja jadi sebagai awal mendeklarasikan sebagai simbol oposisi. “Mereka ingin menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintahan yang tersebut berkuasa ketika ini,” katanya.