beritamakassar.com – JAKARTA – Pengamat Politik Citra Institute sekaligus Dosen Pengetahuan Pemerintahan Universitas Pamulang (Unpam) Serang Efriza menilai kritikan Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun tidak ada substansial lalu sebagai julid semata. Efriza mengatakan, telah sepekan berlalu sejak Prabowo Subianto dilantik menjadi Presiden ke-8 RI.
Dia menilai, beberapa langkah serta gebrakan awal yang digunakan diadakan sudah banyak menuai apresiasi publik. “Sebut semata beberapa pada antaranya seperti mengumumkan susunan kabinetnya pada hari yang mana serupa ketika ia dilantik menjadi presiden, memberikan pembekalan selama 3 hari pada Lembah Tidar dengan judul Magelang Retreat,” kata Efriza, Rabu (30/10/2024).
Kemudian, mewajibkan menteri juga duta menteri untuk memakai mobil dinas produksi pada negeri Maung Garuda yang dimaksud dibesut oleh Pindad, mengingatkan menteri dari parpol untuk tidak ada mencuri uang APBN, dan juga berikrar segera tancap gas bekerja pasca pembekalan di tempat Hambalang juga Magelang selesai.
Menurut dia, langkah-langkah Prabowo Subianto ini seolah ingin menjawab tingkat kepercayaan lalu ekspektasi rakyat yang digunakan sangat besar terhadap pemerintahannya, sebagaimana tercermin pada survei Indikator kebijakan pemerintah yang tersebut menyatakan bahwa 85,3% penduduk Indonesia yakin putra Soemitro Djojohadikoesoemo ini akan dapat menghadirkan Nusantara bergerak ke arah yang dimaksud lebih lanjut baik.
Namun, dalam sedang tingginya kepercayaan masyarakat terhadap Prabowo Subianto kemudian langkah awal yang sudah ada sangat baik pada memulai roda pemerintahannya ini, ternyata masih ada semata yang mencoba keras dengan berbagai cara untuk menggoyang serta mengoyak jalannya roda pemerintahan Prabowo. Dia mengatakan, kritik terus diluncurkan, meskipun terkadang kritik yang dimaksud dijalankan berpangkal dari sesuatu yang tersebut diada-adakan.
“Sebut hanya kritik terkait kegiatan Magelang Retreat terhadap Kabinet Merah Putih yang digunakan dipandang sebagai upaya pengembalian pemerintahan yang mana militeristik seperti era Soeharto,” ungkapnya.
Padahal, sebagaimana telah terjadi diungkapkan oleh Prabowo Subianto sendiri, Magelang Retreat adalah upaya yang mana coba dilaksanakan untuk mengadopsi cara militer “militer way” di sistem pengorganisasian pemerintahan, bukanlah untuk menjadikan pemerintahan militeristik. Dia mengingatkan, cara ini sudah ada banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan dunia dan juga terbukti sangat efektif.
Dia mengingatkan, pengorganisasian cara militer adalah model yang digunakan diakui menjadi yang digunakan terapi, terbaik kemudian dan juga termodern di tempat dunia.