BERITAMAKASSAR.com — Upacara adat Accera Kalompoang kembali dilaksanakan oleh Keluarga Kerajaan dan Pemerintah Kabupaten Gowa di Istana Balla Lompoa, Minggu (11/8/19).
Accera Kalompoang merupakan ritual tahunan untuk mencuci benda-benda pusaka Kerajaan yang digelar selama dua hari, yaitu sehari sebelum dan tepat pada hari Idul Adha.
Ritual adat yang bertepatan dengan perayaan Idul Kurban ini, dihadiri langsung Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan YL, Raja Gowa ke-37 I Kumala Andi Idjo, beserta segenap unsur Forkopimda Gowa, Kerabat Kerajaan Gowa, dan tamu undangan lainnya.
Ritual sakral ini sempat vakum beberapa tahun kemarin akibat adanya perselisihan antara pihak Pemkab dan Kerajaan Gowa, namun kini kedua belah pihak telah berdamai dan sepakat dalam menyelenggarakan bersama sebagai bentuk rekonsiliasi.
Raja Gowa Andi Kumala Idjo mengatakan, pihaknya merasa senang dengan kembali dilaksanakannya Accera Kalompoang. Sebab, kata dia, kegiatan ini adalah momentum bagi masyarakat Gowa untuk kembali mengingat keagungan para leluhur yang menjadi peletak dasar berdirinya Kerajaan Gowa.
“Saya terlebih dahulu menyampaikan kepada keluarga bahwa acara Accera Kalompoang akan kembali dilaksanakan setelah dua tahun tidak terlaksana,” terang dia, Minggu (11/8/19).
Menurutnya, kesalahpahaman yang pernah terjadi antara Kerajaan Gowa dan pemerintah dipantik oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Senada dengan itu Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan juga mengungkapkan jika sebuah kesyukuran apabila upacara kebudayaan ini bisa terlaksana setiap tahun.
“Kedatangan kita menghadiri dan melihat langsung proses pencucian benda-benda pusaka ini tidak lain karena kita memiliki tujuan dan cita-cita yang sama yakni melihat dan menjaga budaya dan tradisi leluhur,” tutur Adnan.
Sejarah Accera Kalompoang pertama kali dilaksanakan sekitar tahun 1605 pada era Raja Gowa XIV, I Mangngarrangi Daeng Mangrabbia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin. Ia juga dikenal sebagai Raja Gowa yang pertama kali memeluk Islam.
Meski begitu, unsur Islam baru dibaurkan ke dalam upacara adat ini saat Raja Gowa XVI menduduki tampuk kepemimpinan. Dia adalah I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangngape Sultan Hasanuddin, yang bergelar Ayam Jantan dari Timur.
Mulai saat itu, Accera Kalompoang dilakukan bertepatan dengan Hari Raya Iduladha dengan tambahan kegiatan penyembelihan hewan kurban berupa kerbau.
Penulis : Karman Kurniawan
Editor : Wardi