beritamakassar.com – JAKARTA – Rencana pemerintah menghentikan ekspor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) untuk memprioritaskan pemenuhan permintaan dalam di negeri disambut positif. Langkah yang dimaksud dinilai akan menguatkan upaya pemerintah pada mewujudkan target swasembada energi sebagaimana acara Astacita Presiden Prabowo.
“Selama goodwill-nya kuat, (kebijakan stop ekspor LNG) mampu berjalan. Memang ini yang tersebut harus dilaksanakan sejak lama. Artinya kita penuhi permintaan pada negeri, tingkatkan industri,” ucap Pengamat Energi, Iwa Garniwa pada Rabu (5/2/2025).
Salah satu dampak positif jikalau kebijakan ini diimplementasikan, lanjutnya, adalah menjaga ketersediaan energi pada sedang menurunnya secara alami sumber gas bumi pipa dari sumur-sumur eksisting yang dimaksud sudah ada berusia tua. Adapun secara jangka panjang, kebijakan yang tersebut berpihak terhadap keperluan pada negeri ini akan membantu daya saing sektor nasional sehingga mampu bersaing secara global.
“Jadi yang dimaksud dijual (ekspor) kemudian menjadi pendapatan negara adalah hasil hilirisasinya. Hasil sektor kita. Kalau hasilnya dapat menutupi kekurangan pendapatan negara akibat berhenti ekspor LNG sebelumnya, ini yang dimaksud ideal,” ujar Prof. Iwa, yang sekarang ini juga menjabat sebagai Rektor Institut Teknologi PLN ini.
Menurut beliau keperluan energi khususnya gas akan terus meningkat seiring peningkatan perekonomian juga lapangan usaha yang tersebut semakin berkembang. Sebab itu, dengan mengoptimalkan sumber energi dari di negeri, maka dampaknya terhadap sektor lapangan usaha juga sektor ekonomi juga akan sangat baik.
Lebih lanjut, rencana menghentikan ekspor LNG sebagai wujud keberpihakan pemerintah terhadao keinginan di negeri atau kemandirian energi. Terlebih di rangka mewujudkan swasembada energi yang tersebut dicanangkan pemerintahan Prabowo. “Tentu sanggup juga harus bisa saja lantaran kendali energi ada di dalam tangan kita,” imbuh dia.
Namun, apabila kebijakan penghentian ekspor ini bukan segera diputuskan, maka dampaknya juga akan sangat dirasakan oleh sektor sektor dan juga sektor ekonomi nasional. karena itu dengan adanya krisis pasokan gas bumi pada pada negeri, konsumen akan membayar nilai tukar gas semakin mahal.
Selain ukuran yang mana akan diterima konsumen serta pelaku perniagaan berkurang, adanya pasokan di bentuk LNG menjadikan harga jual juga lebih banyak tinggi dibandingkan sumber pasokan dari gas pipa.