Ekonomi  

Perang Berkepanjangan pada Gaza, Sektor Bisnis tanah Israel Batuk-batuk

Perang Berkepanjangan pada Gaza, Bidang Bisnis tanah negara Israel Batuk-batuk

www.BeritaMakassar.com – JAKARTA – Perang yang mana dilancarkan negara Israel di dalam Daerah Gaza telah terjadi membebani ekonominegara zionis tersebut. Kondisi Keuangan negara Israel diprediksi akan semakin terpuruk dengan meningkatnya ketegangan dengan Iran yang dimaksud dapat memunculkan pengeluaran militer tambahan yang mana signifikan, yang digunakan selanjutnya makin membebani keuangan negara tersebut.

Pekan lalu, Fitch Ratings menurunkan skor kredit negeri Israel dari A+ menjadi A. Fitch mengutip konflik yang terus berlanjut pada Kawasan Gaza lalu meningkatnya risiko geopolitik sebagai pendorong utama penurunan skor kredit negara zionis tersebut. Lembaga pemeringkat kredit yang dimaksud juga mempertahankan prospek negeri Israel sebagai “negatif”, yang tersebut berarti penurunan peringkat lebih tinggi lanjut kemungkinan besar terjadi. Sebelumnya, di tempat awal tahun ini, Moody’s lalu S&P juga sudah memangkas peringkat kredit mereka itu untuk Israel.

Sejauh ini, konflik negara Israel di tempat Wilayah Gaza yang digunakan sudah menewaskan lebih tinggi dari 40.000 warga Palestina itu juga telah dilakukan menghancurkan ekonomi di dalam wilayah kantong yang dimaksud terkepung itu. Namun, ada tanda-tanda pukulan balik juga di area Israel, dalam mana konsumsi, perdagangan, juga penanaman modal semuanya telah dilakukan dibatasi.

Bank negara Israel memperkirakan bahwa biaya terkait konflik untuk tahun 2023-2025 dapat mencapai USD55,6 miliar atau sekitarRp872 triliun (kurs Rp15.700 per USD). Hasilnya adalah bahwa operasi tempur yang disebutkan membebani perekonomian Israel. Pada hari Minggu, Biro Statistik Pusat tanah Israel memperkirakan bahwaoutput bertambah sebesar 2,5% (pada tingkat tahunan) pada paruh pertama tahun 2024, turun dari 4,5% pada periode yang mana mirip tahun lalu.

Sebelum pecah perang, ekonomi negeri Israel diperkirakan meningkat sebesar 3,5% tahun lalu. Pada akhirnya, output meningkat belaka sebesar 2%. Penurunan yang lebih banyak tajam dapat dihindari berkat sektor teknologi yang mana sangat penting di area negara itu, yang digunakan sebagian besar tidaklah terpengaruh oleh pertempuran.

Bagian lain dari sektor ekonomi juga telah lama mengalami pukulan yang mana signifikan. Pada kuartal terakhir tahun lalu dan juga beberapa minggu setelahnya peperangan dimulai, hasil domestik bruto (PDB) negara Israel menyusut hingga 20,7% (dalam hitungan tahunan). Kemerosotan ini didorong oleh penurunan konsumsi swasta sebesar 27%, penurunan ekspor, juga pemotongan pembangunan ekonomi oleh perusahaan.

Israel juga memberlakukan kontrol ketat terhadap pergerakan pekerja Palestina, dengan mengabaikan hingga 160.000 pekerja. Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja tersebut, tanah Israel sudah menjalankan acara perekrutan dalam India serta Sri Lanka dengan hasil yang mana beragam. Namun, lingkungan ekonomi tenaga kerja masih kekurangan pasokan, khususnya dalam sektor pembangunan juga pertanian.

Menurut perusahaan survei industri CofaceBDI, sekitar 60.000 perusahaan negara Israel akan tutup tahun ini oleh sebab itu kekurangan tenaga kerja, gangguan logistik, sentimen kegiatan bisnis yang tersebut lesu, juga rencana penanaman modal pun tertunda.

Sementara itu, peperangan telah lama memicu peningkatan tajam di pengeluaran pemerintah. Menurut Elliot Garside, analis Timur Tengah pada Oxford Economics, terjadi peningkatan 93% pada pengeluaran militer pada tiga bulan terakhir tahun 2023, dibandingkan dengan periode yang dimaksud identik pada tahun 2022.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *