www.BeritaMakassar.com – JAKARTA – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu mengkritisi penangkapan banyak demonstran yang menolak RUU Pemilihan Kepala Daerah di area DPR oleh aparat. Bermacam-macam orang ditangkap di unjuk rasa kawal putusan MK pada Kamis (23/8/2024).
Adian mengatakan, dirinya menyokong pergerakan yang diadakan oleh para pendemo tersebut. Sebab, menurutnya, berdiam diri bukanlah pilihan yang tepat di tempat pada waktu ada sesuatu yang diyakini berjalan pergi dari dari jalurnya.
“Ada situasi yang dimaksud nggak bener, ada situasi yang mana diyakini berbagai orang, termasuk secara konstitusional dan juga berikut DPR mengakui itu dengan membatalkan hasil balegnya, lalu situasi itu menyebabkan orang marah, kecewa kemudian tergerak untuk melakukan sesuatu akibat bagaimana pun juga berdiam diri tidak pilihan yang tersebut benar tentunya,” kata Adian pada waktu hadir di dalam acara Rakyat Bersuara dengan Aiman Witjaksono di tempat iNews, Selasa (27/8/2024).
Menurutnya, dengan masih adanya anak-anak muda yang mana bergerak ke jalan melakukan aksi demonstrasi, artinya Indonesia masih miliki masa depan.
“Terus mereka mau disalahin gitu? Justru menurut saya bangsa ini punya harapan ketika anak-anak muda seperti ini masih ada. Kalau merekan telah tak ada, bangsa ini sudah ada bukan punya masa depan,” katanya.
Adian memandang, kehancuran yang dimaksud diadakan oleh para demonstran pada aksinya tidaklah sebanding dengan kerusakan yang dimaksud dibuat oleh para pembuat kebijakan.
“Alah sudahlah, apa sih cuma tembok dicoret doang. Kerusakan yang dijalankan oleh berbagai pengambil kebijakan itu terpencil lebih besar besar dibandingkan kerusakan yang digunakan mereka itu lakukan,” tegasnya.
Kebijakan yang tersebut diciptakan oleh pengambil kebijakan sudah ada menghasilkan jutaan orang jatuh miskin hingga menciptakan banyak pengangguran. “Terus mau kita apple to apple dengan coret-coret tembok, dengan sekadar pagar yang mana rusak begitu? Lalu pagar yang dimaksud rusak itu seolah-olah tambahan besar kerusakannya dibandingkan kebijakan yang mana tak adil, dari mana ceritanya? Perbandingan apa itu?” katanya.
“Kalau dihitung-hitung, izin tambang yang digunakan nggak bener, orang pada dimana-mana memberika kesempatan terhadap keluarga lebih banyak banyak dibandingkan orang lain itu kerusakannya memulai pembangunan budaya loh itu, mereka engga,” katanya.
Oleh akibat itu, Adian pun menyarankan agar yang dimaksud ditangkap adalah para pembuat kebijakan tidak demonstran yang menyuarakan kebeneran. “Kalau mau ditangkap yang dimaksud begitu-begitu, jangan mereka,” katanya.













