www.BeritaMakassar.com – WASHINGTON – Tim teror ISIS , yang digunakan namanya pernah memunculkan ketakutan di dalam seluruh wilayah Timur Tengah juga sekitarnya, berupaya mendapatkan kembali reputasinya. ISIS menggerakkan kampanye baru yang tersebut katanya difokuskan pada pembunuhan musuh-musuh kelompok yang disebutkan dalam mana pun mereka itu dapat ditemukan.
Yang terbaru, ISIS mengklaim bertanggung jawab menghadapi serangan di area Jerman. Sebelumnya, ISIS juga melakukan berbagai teror mulai dari Iran, Afrika, Timur Tengah, kemudian Asia Selatan lalu Timur.
Namun, dunia masih terjebak dengan Perang Kawasan Gaza dan juga tanah Ukraina yang dimaksud belum selesai. Saat ini menjadi momen bagi ISIS untuk kembali bangkit dan juga menebarkan terornya.
Terlalu Sibuk dengan Perang negeri Ukraina dan juga Gaza, Berikut 4 Alasan Kebangkitan ISIS
1. Seruan Kebangkitan ISIS Sudah Dimulai

Foto/AP
“ISIS menyerukan terhadap para prajuritnya serta umat Muslim yang bersemangat untuk memperbarui aktivitas mereka,” kata juru bicara kelompok itu di sebuah pidato yang mana dirilis sama-sama dengan klaim awal tanggung jawab, menurut terjemahan oleh JihadoScope, sebuah perusahaan yang digunakan memantau aktivitas teroris pada media sosial.
“Menyerang rumah mereka, membunuh mereka, kemudian menyakiti mereka itu dengan segala cara yang mungkin,” tambah juru bicara itu.
Tetapi apakah pengumuman kampanye ini merupakan awal dari kebangkitan yang sesungguhnya tergantung pada siapa yang digunakan Anda tanya.
“Ini bukanlah pertama kalinya merek melakukan hal seperti itu,” kata salah individu pendiri JihadoScope, Raphael Gluck, terhadap VOA.
“Mereka [ISIS] mengikat sesuatu di area bawah satu bendera … Biasanya argumennya adalah semakin banyak mereka itu mendeklarasikan dengan nama yang dimaksud sama, semakin bagus tampilannya,” katanya. “Saya pikir merek mengada-ada.”
2. Negeri Paman Sam Sudah Tahu Aktivitas ISIS Melonjak Tajam

Foto/AP
Namun, pihak lain, termasuk sekutu utama AS, khawatir ada hal lain yang dimaksud terjadi.
“Aktivitas ISIS meningkat,” kata perwakilan Amerika Serikat untuk sayap kebijakan pemerintah Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang digunakan didukung Amerika Serikat terhadap VOA, menggunakan akronim untuk kelompok teror tersebut, yang tersebut juga dikenal sebagai IS atau Daesh.













