www.beritamakassar.com – TEL AVIV – Pasukan negara Israel membunuh pemimpin gerakan Hamas Yahya Sinwar pada pertempuran pada hari Rabu pada baku tembak mendadak di tempat Rafah.
Berita yang disebutkan mengakibatkan harapan di area antara para komentator Barat bahwa pembunuhan yang disebutkan mungkin saja menjadi awal untuk mengakhiri pertempuran yang mana sedang berlangsung di dalam Wilayah Gaza atau bahkan konflik Israel-Palestina yang digunakan lebih lanjut luas.
Namun, analis mengungkapkan terhadap Al Jazeera, Pertama Menteri Benjamin Netanyahu akan mencari dalih lain untuk menyebabkan negaranya tetap memperlihatkan berperang demi keuntungan pribadi dan juga untuk melanjutkan impian ekspansionis negara Israel untuk mengusir warga Palestina dan juga mempertahankan pendudukan tanpa batas berhadapan dengan tanah mereka.
6 Alasan PM Netanyahu Terus Melanjutkan Perang Wilayah Gaza setelahnya Membunuh Yahya Sinwar
1. Takut Kehilangan Kekuasaan
Melansir Al Jazeera, Netanyahu telah lama lama takut kehilangan kekuasaan dikarenakan kemungkinan ia bisa jadi menghabiskan beberapa tahun dalam balik jeruji besi.
Pada tahun 2019, ia didakwa di tiga persoalan hukum terpisah: penipuan, penyuapan, lalu pelanggaran kepercayaan. Jika terbukti bersalah, ia berisiko menghabiskan hingga 10 tahun penjara.
Menurut tuduhan tersebut, Netanyahu menawarkan bantuan kemudian hadiah untuk para taipan media sebagai imbalan melawan liputan pers yang positif.
Setahun kemudian, Netanyahu terpilih sebagai perdana menteri untuk masa jabatan kelima. Koalisi parlemen sayap kanannya dengan cepat mengusulkan undang-undang yang tersebut akan melemah peradilan negara yang disebutkan dengan mengizinkan pemerintah untuk menunjuk hakim, membatasi pengawasan pengadilan, serta bahkan mengesampingkan pengadilan.
Sementara itu, jaksa Pengadilan Kriminal Internasional Karim Khan telah dilakukan memohonkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu kemudian Menteri Pertahanannya Yoav Gallant menghadapi kekejaman yang dia awasi di tempat Gaza.
2. Menebar Teror kemudian Situasi Tidak Aman pada Israel
“[Netanyahu] akan mencari dalih lain, atau orang lain, untuk terus mengejar. Itu belaka akan memunculkan lebih tinggi berbagai ketidakamanan, yang digunakan merupakan apa yang diinginkannya,” kata Diana Buttu, manusia analis konflik Israel-Palestina.
“Ia ingin menghasilkan orang tanah Israel percaya bahwa dia berada pada keadaan terkepung atau perang… Itulah tindakan mengendalikan dia lalu tetap memperlihatkan berkuasa,” katanya terhadap Al Jazeera.
Bahwa Netanyahu tampaknya mengejar eskalasi tampak jelas pada hari Hari Sabtu setelahnya pesawat nirawak Hizbullah dilaporkan menyerang rumahnya dalam Kaisarea.
Namun, Netanyahu menyatakan serangan itu diadakan oleh “agen Iran”, sebuah pengalihan yang digunakan menurut beberapa analis ia gunakan untuk meletakkan dasar guna memperluas peperangan lebih tinggi terpencil hingga mencakup Iran, sangat melampaui Jalur Wilayah Gaza lalu kelompok Lebanon.
3. Ingin Menguasai Seluruh Jalur Gaza
Pada bulan Oktober tahun lalu, negeri Israel melancarkan perangnya di area Gaza, menewaskan lebih banyak dari 42.000 orang serta mengusir hampir seluruh populasi yang berjumlah 2,3 jt orang. Dan kematian Sinwar – “musuh nomor satu” negeri Israel – tidaklah kemungkinan besar menghentikannya.













