www.BeritaMakassar.com – JAKARTA – Istilah tone deaf belakangan menyebar di dalam media sosial. Meski terdengar tak asing, namun masih banyak yang mana belum mengetahui makna dari istilah tersebut.
Tone deaf sendiri merujuk pada salah satu sikap negatif yang ada pada diri seseorang. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut lanjut, simak ulasan berikut ini.
Tone deaf adalah sebutan yang dimaksud diberikan pada seseorang yang kurang peka terhadap kondisi dalam sekitarnya seperti adat, norma, aturan, dan juga lain sebagainya. Istilah ini sebenarnya berasal dari ranah musik, yaitu untuk menggambarkan ketidakmampuan seseorang mengikuti nada (pitch), bahkan untuk lagu dengan melodi yang tersebut sederhana.
Sekilas, tone deaf di lingkup sosial mungkin saja mirip dengan sifat egois, tetapi keduanya sebenarnya merupakan hal yang tersebut berbeda.
Sifat egois menciptakan seseorang masih memprioritaskan kepentingan diri sendiri meskipun mengetahui dampak tindakannya pada orang lain.
Sementara itu, tone deaf artinya ketidakmampuan untuk memahami situasi yang dimaksud terjadi. Orang-orang dengan sikap ini cenderung bukan peka secara emosional dan juga kurang berempati terhadap orang lain.
Berikut beberapa ciri orang yang tone deaf.
1. Kurang Peka terhadap Perasaan Orang Lain
Orang yang tone deaf cenderung kurang peka terhadap perasaan orang lain. Pasalnya, dia tidaklah menyadari bahwa apa yang mana dikatakan atau dilakukannya telah terjadi menyakiti orang lain.
2. Tidak Peka terhadap Situasi
Orang yang tone deaf juga kemungkinan besar kesulitan membaca situasi di area sekitarnya. Dengan ketidakmampuan membaca bahasa tubuh tersebut, seseorang dengan sikap ini dapat mengucapkan hal-hal kurang pantas sehingga memproduksi orang lain merasa tiada nyaman.
3. Tidak Memahami Norma Sosial
Norma sosial merupakan aturan bukan tercatat yang digunakan berlaku pada berbagai tempat. ‘Aturan’ mengenai apa sekadar yang dimaksud pantas serta bukan pantas dilaksanakan ada di area dalamnya.
Terkadang, orang-orang dengan sikap tone deaf tidaklah memahami atau tak peka terhadap norma sosial yang dimaksud berlaku di area lingkungannya. Akibatnya, merekan mungkin saja melakukan sesuatu yang mana dinilai tak sopan atau tidak ada pantas.
4. Sulit Memahami Budaya lalu Adat Istiadat
Setiap area bisa jadi miliki budaya dan juga adat yang digunakan berbeda. Dengan begitu, sudah ada menjadi kewajiban bagi kita untuk mengikutinya ketika berada di dalam wilayah tersebut.
Namun, merek yang dimaksud kurang peka secara emosional banyak kali kesulitan memahami adat seperti apa yang mana harus dihadiri oleh sehingga tetap memperlihatkan menyebabkan kebiasaannya sehari-hari. Akibatnya, mereka bisa jadi semata melakukan hal-hal yang dimaksud dianggap kurang pantas dikarenakan bukan sesuai dengan adat dalam sekitar.













