beritamakassar.com – JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga pada waktu ini terdapat 32 perusahaan berada pada pipeline untuk melakukan pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) .
“Sampai dengan 10 April 2025 sudah pernah tercatat 11 perusahaan yang digunakan mencatatkan saham dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp5,92 triliun,” kata Direktur Penilaian Korporasi BEI, I Gede Nyoman Yetna pada keterangannya.
Sebanyak 3 perusahaan masuk di kategori aset kecil atau di tempat bawah Rp50 miliar, sebanyak 17 perusahaan masuk pada kategori aset berskala sedang atau antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Serta, 12 perusahaan mempunyai aset berskala besar atau di area menghadapi Rp250 miliar.
Dari daftar pipeline perusahaan yang digunakan akan IPO, sebanyak 7 perusahaan berasal dari sektor konsumer non siklikal. Kemudian, sebanyak 5 perusahaan berasal dari sektor kesehatan, terdapat masing-masing 4 perusahaan dari sektor siklikal serta sektor industri.
Selanjutnya sebanyak masing-masing 3 perusahaan berasal dari sektor energi, sektor keuangan lalu sektor transportasi. Dari sektor komponen baku terdapat 1 perusahaan, dari sektor infrastruktur juga terdapat 1 perusahaan lalu 1 perusahaan lainnya berasal dari sektor teknologi.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sama-sama BEI menegaskan komitmennya untuk menjaring lebih banyak berbagai perusahaan besar kemudian berkualitas tinggi untuk melakukan IPO. Upaya ini menjadi bagian dari strategi memperdalam pangsa modal nasional sekaligus memperluas basis investor.
Salah satu langkah konkret yang digunakan pada masa kini menjadi perhatian adalah optimalisasi keberadaan Danantara, yang mana dinilai membuka prospek besar bagi anak-anak bisnis BUMN potensial untuk masuk ke lingkungan ekonomi modal .
