beritamakassar.com – JAKARTA – Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Universitas Negeri Ibukota (HMI UNJ) Muhammad Falah Musyaffa menyampaikan dukungan penuh pengesahan revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia ( RUU TNI ) yang disahkan DPR menjadi UU hari ini.
Musyaffa menilai, langkah ini merupakan peluang penting di menguatkan sistem pertahanan nasional yang dimaksud adaptif dan juga profesional di tempat sedang tantangan geopolitik yang semakin kompleks.
“Kami sebagai siswa membantu penuh pengesahan RUU TNI ini. Ini adalah adalah langkah forward di menguatkan sistem pertahanan nasional yang mana tidaklah hanya saja responsif terhadap ancaman militer, tetapi juga selaras dengan perkembangan zaman dan juga keinginan strategis bangsa,” ucapannya di tempat sela diskusi umum bertajuk “Mengawal konsistensi Reformasi TNI”, dalam Rawamangun, DKI Jakarta Timur, Kamis (20/3/2025).
Dalam konteks reformasi sektor pertahanan, Musyaffa juga menyoroti perasaan khawatir sebagian kalangan terkait isu kemungkinan kembalinya dwifungsi ABRI. Baginya, wacana ini perlu dikawal bersatu oleh pemuda dan juga siswa agar tidaklah menjadi alat provokasi yang tersebut justru menghambat pengerjaan sektor pertahanan yang tersebut profesional.
“Kami memahami ada kegelisahan dari berbagai kalangan terkait isu kembalinya dwifungsi ABRI. Namun, perlu kita tekankan bahwa sejak tambahan dari dua dekade reformasi, TNI sudah pernah berhasil melakukan perubahan fundamental besar pada tubuh institusinya. Reformasi internal ini menjadikan TNI semakin profesional juga tetap saja berada pada koridor demokrasi,” tegasnya.
Ketua Umum HMI UNJ ini menilai di dalam era modern ini, TNI bukanlah belaka berperan pada aspek pertahanan militer semata, tetapi juga mempunyai sumbangan besar di penyelenggaraan nasional.
“Keterlibatan TNI pada inisiatif strategis seperti pengamanan wilayah perbatasan, bantuan bencana alam, juga penguatan kemandirian sektor pertahanan adalah bukti nyata bahwa reformasi telah dilakukan mengakibatkan TNI ke arah yang tersebut lebih tinggi baik,” katanya.
Musyaffa juga meminta seluruh pelajar juga pemuda untuk tetap memperlihatkan berpartisipasi mengawal kebijakan pertahanan, bukanlah dengan skeptisisme yang tersebut berlebihan, tetapi dengan cara yang tersebut konstruktif serta berbasis kajian akademik.
“Sebagai pemuda kemudian mahasiswa, tugas kita tidak semata-mata mengkritisi, tetapi juga memberikan solusi. Mari kita jadikan peluang ini sebagai titik tolak di meningkatkan kekuatan sektor pertahanan yang tersebut modern, profesional, kemudian masih tunduk pada prinsip-prinsip demokrasi,” katanya.