beritamakassar.com – AMERIKA – Keputusan Presiden Terpilih Donald Trump untuk mengizinkan TikTok beroperasi kembali di dalam Amerika Serikat menjadi langkah yang tersebut bukan hanya sekali strategis secara politis tetapi juga sangat menguntungkan secara finansial.
Dengan prospek nilai jual operasional TikTok di tempat Amerika Serikat mencapai USD50 miliar (Rp775 triliun), langkah Trump diperkirakan akan membuka potensi perekonomian besar, teristimewa apabila kesepakatan kepemilikan sama-sama dengan pihak Negeri Paman Sam terwujud.
Keputusan Trump: TikTok dan juga Kepemilikan 50% AS
Trump, yang dimaksud sebelumnya mengupayakan larangan TikTok, sekarang berubah haluan dengan menyatakan keinginannya untuk “menyelamatkan” platform digital yang disebutkan melalui sebuah perintah eksekutif.
Dalam unggahan di area Truth Social, Trump menulis, “Saya akan mengeluarkan perintah eksekutif pada Mulai Pekan untuk menunda periode sebelum undang-undang ini berlaku, sehingga kita dapat mencapai kesepakatan untuk melindungi keamanan nasional.”
Ia juga menambahkan bahwa ia ingin “Amerika Serikat memiliki sikap kepemilikan 50% di usaha patungan” untuk TikTok.
Langkah ini didasarkan pada undang-undang yang dimaksud ditandatangani oleh Presiden Joe Biden pada April 2024, yang mewajibkan ByteDance, induk perusahaan TikTok yang dimaksud berbasis pada China, untuk mengirimkan operasionalnya pada Amerika Serikat untuk entitas non-China. Jika tidak, perangkat lunak yang dimaksud akan dilarang beroperasi.
Nilai Jual TikTok di tempat AS: Hingga Rp775 Triliun
Menurut CFRA Research, kemungkinan nilai jual TikTok di tempat lingkungan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan antara USD40 miliar hingga USD50 miliar (setara Rp620 triliun hingga Rp775 triliun).
Senior Vice President CFRA Research, Angelo Zino, menyatakan bahwa estimasi ini berdasarkan jumlah agregat pengguna TikTok dalam Amerika Serikat dan juga pendapatannya dibandingkan dengan aplikasi mobile pesaing seperti Instagram, Snapchat, kemudian Pinterest.
TikTok memiliki sekitar 115 jt pengguna berpartisipasi bulanan di area AS, sedikit dalam bawah Instagram dengan 131 jt pengguna berpartisipasi bulanan, namun sangat jauh di dalam melawan Snapchat (96 juta) lalu Pinterest (74 juta).
Kendala geopolitika juga Tantangan Penjualan
Meski memiliki peluang nilai jual yang tinggi, TikTok menghadapi beberapa kendala, teristimewa dikarenakan hubungan geopolitik antara Amerika Serikat juga Cina. Bloomberg Intelligence memperkirakan nilai TikTok dapat terdiskon hingga USD30 miliar hingga Simbol Dolar 35 miliar (setara dengan Rp465 triliun hingga Rp542,5 triliun) akibat sifat perdagangan yang digunakan terpaksa juga pengawasan ketat terhadap privasi data.
Analis Bloomberg juga mencatatkan bahwa transaksi jual beli TikTok tidaklah termasuk algoritma rekomendasinya, yang digunakan menjadi salah satu fasilitas unggulan TikTok. “Algoritma yang disebutkan mempunyai keterkaitan erat dengan pemerintah Cina, sehingga sulit bagi pembeli untuk memperolehnya di kesepakatan,” ungkap laporan Bloomberg Intelligence.
Respons ByteDance serta Opsi Akuisisi
Sejauh ini, ByteDance belum menunjukkan minat untuk berjualan TikTok. Namun, ada beberapa skenario yang dimaksud dipertimbangkan, termasuk rencana pada mana Elon Musk, pemilik media X (sebelumnya Twitter), akan membeli operasional TikTok di tempat AS.
Bloomberg melaporkan bahwa pemerintah China mempertimbangkan skenario ini, meskipun langkah yang disebutkan kemungkinan besar akan menghadapi tantangan regulasi dari AS. Kevin O’Leary, Chairman O’Leary Ventures, juga sudah menyatakan minatnya untuk membeli TikTok dengan nilai tukar hingga USD20 miliar (setara Rp310 triliun) tanpa algoritma rekomendasi.
TikTok Kembali Beroperasi di dalam AS
TikTok mulai memulihkan aksesnya secara bertahap pada Hari Minggu pasca Presiden Donald Trump memberikan jaminan untuk penyedia layanan bahwa merekan tiada akan dikenai penalti jikalau masih menyokong aplikasi mobile tersebut.
Dalam pernyataan resminya, TikTok menyatakan, “Kami berterima kasih terhadap Presiden Trump menghadapi kejelasan juga jaminan yang tersebut diberikan untuk penyedia layanan kami, sehingga TikTok dapat masih melayani lebih banyak dari 170 jt pengguna di area AS.”
Pengguna yang mana kembali mengakses aplikasi mobile disambut dengan pesan, “Selamat datang kembali! Berkat upaya Presiden Trump, TikTok kembali di area AS!”
Kritik kemudian Masa Depan TikTok
Meski TikTok sudah pernah kembali, masa depannya masih tidak ada pasti. Sejumlah politisi, termasuk Senator Tom Cotton dan juga Pete Ricketts, menyatakan bahwa perpanjangan waktu yang dimaksud diberikan oleh Trump tak miliki dasar hukum. “TikTok belaka dapat kembali jikalau ByteDance mengirimkan operasionalnya terhadap pihak non-China yang dimaksud memenuhi kriteria undang-undang,” kata Senator Cotton.
Sementara itu, Ketua DPR Negeri Paman Sam Mike Johnson menegaskan bahwa Kongres akan menegakkan undang-undang yang dimaksud melarang TikTok. “Kekhawatiran kami bukanlah pada platformnya, tetapi pada algoritma yang dimaksud dapat dimanipulasi oleh pemerintah China,”ujarnya.