PwC Kehilangan Klien Terbesar di area China Buntut Skandal Evergrande

PwC Kehilangan Klien Terbesar di tempat area China Buntut Skandal Evergrande

BeritaMakassar.com – JAKARTA – PricewaterhouseCoopers LLP (PwC) sudah kehilangan klien terbesar di dalam China dipicu penyelidikan pihak berwenang menghadapi audit perusahaan yang dimaksud dengan Evergrande Group yang dilanda skandal.

Bank of China salah satu dari empat pemberi pinjaman negara terbesar di tempat negara yang dimaksud mengungkapkan akan menyewa EY sebagai auditornya pada 2024 menggantikan PwC China. Caixin melaporkan bank ini juga akan menyewa perusahaan audit domestik BDO China Shu Lun Pan CPAs LLP sebagai auditor sekunder.

Bank of China bergabung dengan daftar perusahaan-perusahaan China yang digunakan memutuskan kontrak dengan PwC seiring dengan runtuhnya China Evergrande yang memproduksi pekerjaan auditor ini diragukan.

Pada Juni, dua perusahaan raksasa milik negara, PetroChina kemudian China Railway Group, menyatakan bahwa merek sudah pernah memutuskan untuk berhenti bekerja mirip dengan PwC, menyusul lima perusahaan lain yang telah lama melakukan hal yang digunakan identik pada bulan sebelumnya.

Selama dua tahun terakhir, puluhan perusahaan telah dilakukan menghentikan pengaplikasian PwC sebagai auditor mereka itu atau membatalkan rencana untuk menggunakan jasa firma tersebut. Pada 2023, Bank of China membayar PwC sebesar 193 jt yuan ($27 juta) untuk biaya audit, yang menandai tahun ketiga berturut-turut di menggunakan jasanya.

Pada Maret, bank ini mengumumkan rencana untuk menunjuk kembali PwC sebagai auditor untuk tahun 2024. Namun, menurut pengajuan pada Juni, bank kemudian merevisi keputusannya memilih untuk mempertahankan PwC semata-mata untuk laporan jangka menengahnya sambil mencari auditor baru untuk masa depan.

Gelombang pemutusan kontrak ini terjadi ketika regulator sekuritas China memeriksa peran audit PwC untuk China Evergrande. Pada Juni, Komisi Regulasi Sekuritas China mengumumkan denda sebesar USD577 jt untuk anak perusahaan domestik utama China Evergrande, Hengda Real Estate Group, berhadapan dengan penerbitan obligasi yang dimaksud curang kemudian melanggar peraturan pengungkapan informasi.

Regulator menemukan bahwa Hengda telah lama menggelembungkan pendapatan dan juga keuntungannya pada 2019 dan juga 2020 dengan mengakui jualan di area muka. Korporasi ini diduga sudah melebih-lebihkan pendapatan tahun 2019 sebesar 214 miliar yuan kemudian sekali lagi sebesar 350 miliar yuan pada tahun berikutnya.

Angka-angka yang dimaksud digelembungkan yang disebutkan mencapai setengah dari total pendapatan Hengda pada tahun 2019, juga 79% pada tahun 2020, menurut pernyataan tersebut. Hengda juga meningkatkan labanya sebesar 63% kemudian 87% pada tahun 2019 dan juga 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *