www.BeritaMakassar.com – GAZA – Menteri Keselamatan Nasional sayap kanan negara Israel Itamar Ben-Gvir mengungkapkan ia akan memulai pembangunan sinagoge, rumah ibadah umat Yahudi, di tempat kompleks Masjid Al-Aqsa di tempat Perkotaan Tua Yerusalem.
Umat Yahudi menyampaikan kompleks Masjid Al-Aqsa sebagai “Gunung Bait Suci”, juga sebagian percaya bahwa di tempat sanalah kuil Yahudi kuno pertama serta kedua pernah berdiri.
“Umat Yahudi dapat berdoa di dalam Gunung Bait Suci lalu juga bersujud, saya adalah Menteri Keselamatan Nasional juga di dalam bawah pengawasan saya tiada akan ada diskriminasi antara Yahudi serta Muslim,” ungkap Ben Gvir, dilansir i24News.
Ia juga mengungkapkan akan memulai pembangunan sinagoge pada Temple Mount, situs Bait Suci Pertama lalu Kedua yang digunakan dihancurkan oleh orang Babilonia serta Romawi.
Namun, Awal Menteri negeri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali pada hari Mulai Pekan bahwa bukan ada inovasi pada status quo Gunung Bait Suci, pasca komentar Menteri Keselamatan Nasional Itamar Ben Gvir yang dimaksud mengupayakan kesetaraan antara Muslim kemudian Yahudi dalam tempat-tempat suci Yerusalem.
Selain Netanyahu, Menteri Dalam Negeri Moshe Arbel mengutuk komentar tersebut, menyerukan “Netanyahu untuk segera bertindak untuk menempatkan Tn. Ben Gvir pada tempatnya.” Posisinya mengancam aliansi negeri Israel dengan negara-negara Muslim serta “dapat menyebabkan pertumpahan darah,” tambah Arbel.
Ben Gvir membalas bahwa Arbel adalah politisi sayap kiri, meskipun pendapat hukum Yahudi yang dimaksud telah lama menentang doa orang Yahudi di area Temple Mount, yang tersebut dianggap sebagai penodaan.
Kemudian, Benny Gantz dari partai oposisi Persatuan Nasional juga mengecam Ben Gvir, menyebutnya sebagai “pembakar yang tersebut tak bertanggung jawab” yang mana mengancam akan memicu konflik agama.
Dua minggu lalu, Ben Gvir tiba di dalam tempat suci tersebut, yang tersebut sekarang menjadi masjid Al-Aqsa, kemudian mengungkapkan bahwa ia mengizinkan orang Yahudi untuk berdoa dalam sana. Para jamaah yang tersebut datang bersamanya terlihat berdoa lalu bersujud di dalam kompleks tersebut, yang merupakan pelanggaran berat terhadap status quo antara tanah Israel lalu penjaga Al-Aqsa di tempat Yordania.













