Belajar Keuangan Makin Menyenangkan Bersama Danamon Financial Friday

Belajar Keuangan Makin Menyenangkan Bersama Danamon Financial Friday

BeritaMakassar.com – JAKARTA – Dalam rangka membantu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk kesetaraan literasi finansial untuk seluruh rakyat Indonesia, PT Bank Danamon Indonesia Tbk ( Danamon ) meluncurkan kembali Danamon Financial Friday (DFF) 2024.

Inisiatif yang dimaksud telah dijalankan sejak tahun 2020 ini, sekarang hadir dengan format baru melalui DFF 2024 yang digunakan lebih besar atraktif, yaitu mini seri dengan alur cerita yang digunakan mewakili berbagai kecenderungan finansial masyarakat.

Chief Marketing Officer, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Lily Puspasari mengatakan, DFF 2024 akan berjalan sepanjang 2024. Setiap episode baru akan datang diunggah pada hari hari terakhir pekan setiap bulan melalui kanal YouTube Bank Danamon dan juga akun media sosial Danamon lainnya seperti TikTok, Instagram, dan juga Facebook.

“Kami ingin menjangkau seluruh rakyat Indonesia untuk memberikan edukasi finansial kemudian meningkatkan literasi keuangan mengenai layanan perbankan seperti layanan kredit, tabungan, pinjaman, juga asuransi dari lembaga perbankan formal,” ujar dia.

Danamon, berharap hal ini dapat meningkatkan kemampuan rakyat untuk mengambil kebijakan finansial yang digunakan sesuai dengan keinginan dan juga tujuan finansial mereka. “Melalui edukasi finansial ini, kami juga meminta agar publik dapat lebih banyak sadar terhadap berbagai aksi kejahatan keuangan baik siber maupun konvensional,” imbuhnya.

Seperti diketahui, di dalam berada dalam pesatnya perkembangan teknologi di dalam era digital, literasi keuangan menjadi salah satu aspek penting yang digunakan harus dimiliki oleh setiap individu.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi serta Inklusi Keuangan Tahun 2022 yang digunakan dilaksanakan oleh OJK, indeks literasi keuangan dalam Indonesia masih perlu ditingkatkan oleh sebab itu baru menyentuh bilangan 49,68%. Di sisi lain, indeks inklusi keuangan sudah mencapai 85,10%.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat gap antara indeks literasi keuangan dengan indeks inklusi keuangan sebesar 35,42%. Artinya, berbagai penduduk yang tersebut sudah pernah menggunakan produk-produk keuangan tidak ada memahami konsep pengaturan keuangan terlebih dahulu. Kurangnya literasi finansial dapat memunculkan risiko pada masyarakat, seperti pembangunan ekonomi bodong, lalu terjerat pinjaman online.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *