News  

Menhub paparkan komitmen dan kontribusi RI di Sidang Majelis IMO

[ad_1]

Selain itu kami juga secara berkesinambungan bekerja sama dengan Negara Pantai dan Negara Pengguna Selat Malaka dan Selat Singapura dalam menjaga lalu lintas di kedua Selat tersebut berjalan dengan aman dan selamat

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan komitmen dan kontribusi Indonesia di maritim dunia pada Sidang Majelis Organisasi Maritim Internasional/IMO ke-32 hari kedua yang dihadiri 175 negara anggota secara virtual.

Dalam pernyataan umum yang disampaikan di hadapan seluruh perwakilan negara IMO yang hadir dalam sidang tersebut, Menhub Budi Karya mengatakan pandemi COVID-19 menimbulkan dampak yang sangat besar pada dunia maritim, yang merupakan tulang punggung dari perdagangan dan perekonomian dunia.

“Pandemi ini memperlihatkan kepada kita betapa pentingnya peran pelaut sebagai pekerja kunci di dunia maritim untuk menjaga agar pelayaran dan rantai pasok global terus berjalan,” kata Menhub Budi Karya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Oleh karena itulah, Indonesia mengangkat isu penting ini ke ranah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk diadopsi dalam resolusi Majelis Umum PBB tentang Kerjasama Internasional untuk Mengatasi Tantangan yang Dihadapi oleh Pelaut sebagai akibat dari pandemi pada tanggal 1 Desember 2020.

Selain itu Menhub juga menyampaikan komitmen penuh Indonesia dalam mendukung proses crew change dan repatriasi pelaut untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan para pelaut.

Indonesia telah mempersiapkan dan menyediakan sebanyak 11 pelabuhan untuk aktivitas crew change dan repatriasi. Sejalan dengan Resolusi IMO MSC.473, Indonesia, hingga saat ini, telah melakukan repatriasi sebanyak lebih dari 60.000 Pelaut dan memfasilitasi lebih dari 8.000 crew change, baik untuk pelaut berkebangsaan Indonesia maupun pelaut berkebangsaan lain.

Baca juga: Indonesia miliki komitmen kuat lindungi lingkungan maritim

Menhub juga menyampaikan kontribusi serta inisiatif yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sebagai anggota Dewan IMO selama dua tahun terakhir, di antaranya turut berperan aktif dalam program-program jangka panjang IMO, seperti Marine Environment Protection of the South East Asian Seas (MEPSEAS), GloFouling Partnership Project, GloLitter Partnerships Project dan juga Blue Solutions Project.

“Selain itu kami juga secara berkesinambungan bekerja sama dengan Negara Pantai dan Negara Pengguna Selat Malaka dan Selat Singapura dalam menjaga lalu lintas di kedua Selat tersebut berjalan dengan aman dan selamat,” terang Menhub

Lebih lanjut, ia mengatakan Indonesia juga berkomitmen menjaga dan meningkatkan keselamatan navigasi pelayaran di Selat Sunda dan Selat Lombok dengan mengimplementasikan Traffic Separation Scheme (TSS), yang telah diadopsi pada Sidang IMO Maritime Safety Committee (MSC) Tahun 2019.

Sebagai anggota IMO sejak tahun 1961 dan anggota Dewan yang berdedikasi sejak 1973, Indonesia telah dan terus aktif mengambil bagian dalam meningkatkan implementasi konvensi, standar, dan pedoman IMO.

Sidang Majelis IMO ke-32 resmi berlangsung pada 6-15 Desember 2021 yang dibuka Sekretaris Jenderal IMO Kitack Lim secara virtual pada Senin (6/12). Salah satu agenda penting dalam Sidang Majelis ini adalah pemilihan anggota Dewan IMO, di mana tahun ini Indonesia mencalonkan diri kembali sebagai anggota Dewan IMO Kategori C Periode 2022 – 2023, yang dilaksanakan pada 10 Desember 2021.

Baca juga: Indonesia kembali calonkan diri jadi Anggota Dewan IMO

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2021

[ad_2]

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *