[ad_1]
Mereka secara bergantian dengan lantang membacakan puisi berjudul “Suara Hatiku” Karya Setiono H. Smasa 68. Berikut isi dari puisi yang menggema di penutupan pesta olahraga terbesar untuk atlet disabilitas tersebut.
Secercah sinar mentari merembes akar bumi
Pertanda kebangkitan itu baru mulai
Aku, bicara pada mu dari hening malam yang akan pergi dan menyepi
Dan aku dilahirkan pada bumi yang penuh arti
Keterbatasan langkah yang ku miliki dan harus ku lalui
Keringat tak bisa dibeli
Keringat dan darah menjadi energi
Aku akan pergi dengan segala milik dan keterbatasan ku
Rakyat menunggu
Menunggu pengabdian ku untuk pancarkan Merah Putih yang akan menyuarakan di seluruh bumi
Ayo bangkit
Bangkitlah saudara-saudaraku raih prestasi
Kibarkan Merah Putih yang akan menjadi kebanggaan bangsa ku. Papua 13 November 2021
Puisi penuh makna tersebut disampaikan dua atlet yang kerap membuat Merah Putih berkibar di pentas dunia, misalnya di Paralimpiade Tokyo 2020.
Leani Ratri Oktila adalah sosok dibalik kesuksesan Indonesia mendulang dua medali emas pada pesta olahraga terbesar untuk atlet disabilitas di dunia tersebut.
Dia meraihnya pada cabang olahraga para bulu tangkis ganda putri SL3-SU5 bersama Khalimatus Sadiyah dan ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto. Selain itu, Ratri juga meraih perak pada nomor tunggal putri SL3-SU5.
Sementara Ni Nengah Widiasih adalah peraih perak para angkat berat kelas 41 putri Paralimpiade Tokyo. Selain itu, Ni Nengah Widiasih juga pernah menyabet perunggu pada Paralimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Baca juga: Lukas Enembe ajak manfaatkan fasilitas olahraga yang sudah dibangun
Baca juga: Presiden Jokowi: Peparnas XVI Papua tunjukkan “Torang hebat”
Baca juga: Gubernur Papua sebut Peparnas tunjukkan disabilitas bukanlah kelemahan
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Dadan Ramdani
COPYRIGHT © ANTARA 2021
[ad_2]
Source link