[ad_1]
“Pada dasarnya pendapatan negara kita membaik dari target karena peningkatan harga komoditas global dan perbaikan aktivitas ekonomi,” kata Sekretaris Eksekutif I Kemenko Perekonomian Raden Pardede dalam Konferensi Virtual Indonesia Economic Forum di Jakarta, Selasa.
Dengan demikian, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) juga akan turut menurun dari perkiraan awal 5,7 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi di bawah lima persen PDB.
Perkiraan realisasi pendapatan negara tersebut dilihat berdasarkan kinerja APBN 2021 hingga Oktober, di mana pendapatan negara telah mencapai 86,6 persen dari target, yaitu sebesar Rp1.510 triliun.
Selain itu, ia memprediksikan realisasi belanja negara pada akhir tahun ini akan mencapai 94,6 persen dari target Rp2.750 triliun.
“Hingga saat ini belanja negara telah mencapai 74,9 persen dari target atau Rp2.958,9 triliun,” tambah Raden.
Dengan realisasi pendapatan dan belanja negara hingga Oktober 2021, defisit anggaran baru mencapai 3,29 persen PDB atau Rp548,9 triliun.
Ke depan, Raden menuturkan defisit APBN ditargetkan semakin mengecil, yakni 4,9 persen PDB pada 2022 dan di bawah tiga persen PDB di 2023.
Rendahnya defisit di tahun depan kemungkinan terjadi karena membaiknya penerimaan pajak, meski belum terdapat dampak dari aturan baru perpajakan yang baru disahkan, yaitu Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).
Baca juga: Sri Mulyani proyeksikan pendapatan negara 2021 tumbuh 16,3 persen
Baca juga: Sri Mulyani prediksikan defisit APBN 2022 capai 4,7 persen
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021
[ad_2]
Source link