[ad_1]
“Pandemi COVID-19 telah mengguncang sistem kesehatan global, kendaraan kita menuju dunia yang aman dan sehat, serta mengantar kita pada dua pilihan, mempertahankan status quo atau memilih perubahan,” katanya saat menyampaikan pidato pada peringatan Hari Kesehatan Nasional, Jumat.
Pada acara peringatan Hari Kesehatan Nasional yang diikuti lewat saluran YouTube Kementerian Kesehatan di Jakarta, Budi mengatakan bahwa status quo sistem kesehatan berdampak pada penanganan masalah kesehatan seperti kematian ibu dan bayi, kekurangan gizi pada balita, serta penyakit menular dan tidak menular.
Menurut dia, pandemi COVID-19 menghadapkan bangsa Indonesia pada dua pilihan, yang pertama pilihan untuk menempuh jalan yang sama yang telah ditempuh bertahun-tahun sebelum pandemi.
“Hidup dan bekerja biasa-biasa saja dengan pola yang sama, yang membawa kita pada berbagai masalah kesehatan yang tak kunjung selesai,” katanya.
Pilihan yang kedua, Budi mengatakan, adalah menempuh jalan perubahan, meninggalkan kebiasaan lama dan mengawali pola baru yang lebih sehat.
“Saya bersama Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memilih jalan yang kedua, jalan perubahan. Dengan mandat dari Presiden, Kementerian Kesehatan terus berproses untuk melaksanakan transformasi sistem kesehatan Indonesia,” katanya.
Ia mengatakan bahwa sebagai Presiden G20, Indonesia akan menunjukkan kemampuan memulai transformasi sistem kesehatan untuk memastikan generasi selanjutnya lebih siap menghadapi pandemi.
Kementerian Kesehatan sudah mencanangkan transformasi enam bidang pelayanan publik, yang mencakup pelayanan kesehatan primer, pelayanan rujukan rumah sakit, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, sumber daya kesehatan, dan teknologi kesehatan.
Baca juga:
Pemerintah lakukan transformasi pada enam bidang layanan kesehatan
Psikolog berbagi kiat relaksasi pikiran untuk kesehatan mental
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2021