[ad_1]
“Kita beruntung memiliki inflasi yang rendah, karena pasokan di dalam negeri yang terjaga,” ungkap Margo dalam pelatihan media di Jakarta, Kamis.
Dengan demikian, ia menilai masyarakat di Tanah Air belum pernah merasakan kesulitan mendapatkan barang atau komoditas selama pandemi untuk dikonsumsi, sehingga inflasi menjadi terkendali.
Di negara lain, tingkat inflasi mulai melonjak antara lain di Amerika Serikat hingga Eropa, di mana harga-harga barang dan komoditas melonjak sangat tinggi karena sempat terganggunya produksi barang akibat disrupsi COVID-19.
“Di tingkat produsen beberapa negara, sudah ada pergerakan harga yang tinggi, bahkan keadaan ini ditakutkan akan sampai ke konsumen,” ujar Margo.
Kendati demikian, ia berpendapat efek lonjakan inflasi internasional tersebut tetap perlu dipikirkan untuk ke depannya dan dipelajari untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kelangkaan produksi di dalam negeri.
BPS mencatat inflasi Januari hingga Oktober 2021 mencapai 0,9 persen (year to date/ytd), sedangkan inflasi Oktober 2021 dibandingkan dengan Oktober 2020 yakni 1,66 persen (year on year/yoy).
Dalam menentukan inflasi, setidaknya ada 800 komoditas yang dipantau harganya oleh BPS, semakin banyak konsumsi dan semakin tinggi bobot komoditas tersebut, maka akan semakin besar pula pengaruhnya terhadap inflasi.
Baca juga: Ekonom: Pembenahan rantai pasok dapat antisipasi tekanan inflasi
Baca juga: Gubernur BI: Inflasi terjaga rendah di hampir seluruh daerah
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021
[ad_2]
Source link