Berita  

Saham Asia naik tipis didukung Wall Street, China batasi kenaikan

[ad_1]

Pasar masih berada dalam tren yang kuat, terutama karena mulai mencerna bahwa Fed akan mulai melakukan tapering pada November

Hong Kong (ANTARA) – Saham-saham Asia naik tipis pada awal perdagangan Selasa, karena laporan laba Wall Street yang positif mengangkat prospek ekonomi yang lebih luas, meskipun kekhawatiran baru tentang sektor properti China menghantam pasar Hong Kong dan daratan.

Indeks acuan Nikkei Jepang dibuka naik 1,14 persen, sementara S&P/ASX 200 Australia naik 0,2 persen pada pukul 01.33GMT. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang juga menguat 0,23 persen.

Indeks Hang Seng dan indeks saham unggulan CSI300 China dibuka lebih tinggi tetapi kemudian jatuh ke wilayah negatif, terbebani oleh saham properti.

Sebagian besar perusahaan S&P 500 akan melaporkan hasil keuangan mereka minggu ini, termasuk teknologi kelas berat Facebook, Apple Inc, Amazon, Microsoft, dan Alphabet, yang telah menjadi pendorong reli pasar tahun ini.

“Dari perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan musim ini, kejutan pada pendapatan adalah 13 persen. Jadi mudah untuk memahami optimisme yang meresap melalui selera risiko meskipun ada ketakutan inflasi,” kata ANZ Research dalam catatan pada Selasa.

“Ekonomi tetap sangat kuat. Kami berharap pemulihan akan kembali mengalami percepatan setelah kemacetan dan kekhawatiran COVID mereda,” kata analis ANZ dalam catatan itu.

Baca juga: Saham China dibuka naik, Indeks Shanghai terkerek 0,08 persen

Indeks Dow Jones Industrials dan S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi pada Senin (25/10/2021). Tesla yang melonjak 12,66 persen dan menembus 1 triliun dolar AS dalam kapitalisasi pasar, juga memberikan dorongan terbesar bagi S&P 500 dan Nasdaq.

China telah mengatakan akan meluncurkan pajak percontohan real estat di beberapa wilayah, menambah kekhawatiran investor yang ada tentang real estate di daratan.

Indeks perusahaan properti daratan yang tercatat di Hong Kong anjlok 4,0 persen.

“Pasar masih berada dalam tren yang kuat, terutama karena mulai mencerna bahwa Fed akan mulai melakukan tapering pada November,” kata Analis Pasar Senior Saxo Markets, Edison Pun.

“Namun kita perlu melihat apakah itu akan memberi tekanan ekstra pada pasar properti China ketika pajak properti digulirkan. Ini bisa merugikan konsumsi pada akhirnya jika kita melihat penurunan keseluruhan pada harga properti China,” katanya.

Baca juga: Wall Street menguat Indeks Dow Jones dan S&P ditutup di tertinggi baru

Imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih rendah karena ketidakpastian tentang kapan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga untuk mengekang kenaikan inflasi membebani sentimen pasar.

Dolar naik 0,1 persen pada Selasa, pulih dari penurunan hampir satu bulan selama sesi sebelumnya.

Harga minyak naik pada Senin (25/10/2021) dan mencapai tertinggi multi-tahun, karena pasokan global yang ketat dan penguatan permintaan bahan bakar di Amerika Serikat dan belahan bumi lannya mendorong harga lebih tinggi.

Minyak mentah berjangka Brent turun 0,03 persen menjadi 85,96 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,04 persen menjadi 83,72 dolar AS per barel pada perdagangan Selasa pagi.

Emas di pasar spot turun 0,21 persen menjadi 1.803 dolar AS per ounce.

Baca juga: IHSG berpeluang menguat hari ini, ikuti kenaikan bursa global

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2021

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *