[ad_1]
“BUMN berkomitmen membangun para leaderpreneur yang mau meningkatkan usaha (scale-up) melalui berbagai program konkrit, misalnya kemitraan Pertashop, Makmur, Kredit Usaha Rakyat, Mekaar dan Pasar Digital UMKM,” ujar Erick Thohir dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menteri BUMN menambahkan bahwa selain itu, BUMN juga melakukan penguatan skema permodalan bagi pengusaha ultra-mikro yang mau memulai usaha (start-up) di antaranya melalui penguatan wakaf produktif.
“Instrumen wakaf dapat digerakkan untuk meningkatkan produktivitas umat dan menghasilkan surplus yang berkelanjutan,” kata Erick.
Masjid bukan hanya sebagai sarana untuk beribadah ritual umat Islam saja, tetapi juga sebagai pusat peradaban Islam. Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, yang pertama menjadi perhatian adalah pusat pembangunan peradaban umat Islam, yaitu masjid. Umat Islam di Indonesia saat ini perlu meneladani Rasulullah SAW dengan menjadikan masjid bukan hanya kegiatan ibadah namun disertai kegiatan sosial dan ekonomi.
Sejarah Indonesia menunjukkan, para aktivis Islam adalah aset kepemimpinan nasional. Tantangan bangsa Indonesia saat ini adalah memperkuat kemandirian ekonomi, agar tidak tergantung kepada produk bangsa lain. Dengan demikian, kegiatan para aktivis Islam diharapkan bukan hanya menempa kepemimpinan sosial politik (leadership) juga harus menaruh perhatian pada penguatan kemampuan ekonomi (entrepreneur).
Berangkat dari cita-cita ini, Erick yang juga sekaligus Ketua Umum, MES Erick Thohir meresmikan Muslim Leaderpeneur bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada Kamis (28/10) di Masjid Istiqlal Jakarta. Muslim LeaderPreneur sendiri merupakan program pembibitan wirausaha muda dari kalangan aktivis organisasi Islam, remaja masjid dan pesantren. Program ini akan bergulir di 26 kota besar Indonesia selama setahun ke depan.
Inisiator Pemuda EMAS (Ekonomi Masjid), Arief Rosyid Hasan mengatakan, secara sederhana Pemuda EMAS itu yang bagian dari Muslim Leaderpreneur juga, karena Pemuda EMAS juga Ikut pelatihan leaderpreneur, kemudian menjadi pengusaha berbasis masjid, hingga ketika sudah menjadi pengusaha kemudian mewakafkan sebagian hartanya untuk kemakmuran umat.
“Dari hulu ke hilir, Pemuda EMAS sudah kita buat skemanya, Insya Allah,” kata Arief.
Selain itu, Arief juga menambahkan bahwa saat ini belum memungkinkan jika usaha teman-teman langsung difasilitasi, perlu ada pergeseran paradigma dahulu bahwa berjuang di dalam ekonomi masjid merupakan modal utama untuk perjuangan-perjuangan selanjutnya. Tidak cukup sekedar menjadi aktivis saja
Sementara itu Chairman Rabu Hijrah Phirman Rezha menyampaikan, Alhamdulillah hal ini merupakan sejarah baru bagi para pemuda, lahirnya sebuah gerakan Muslim Leaderpreneur yang memang bagian dari perjalanan panjang yang digagas teman-teman muda.
“Sebelumnya, kami sudah keliling ke 99 kabupaten/kota di Indonesia dalam rangka mendorong dan kuatkan ekonomi syariah bersama para kepala daerah, pengusaha muda, aktivis, komunitas dan perbankan syariah. Perjalanan ini akan dilanjutkan untuk program Muslim Leaderpreneur yang lebih konkrit terkait inkubasi wirausaha milenial Muslim,” ujar Phirman.
Peringatan Sumpah Pemuda ini diharapkan menjadi momentum lahirnya wirausaha milenial Muslim yang kompetitif dan terus berkembang dari waktu ke waktu untuk pemberdayaan ekonomi umat.
Baca juga: Erick Thohir terkesan dengan jiwa wirausaha para santri
Baca juga: Erick Thohir: Kini banyak pengusaha tumbuh bukan karena keberpihakan
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2021