Jakarta – Wabah virus corona Covid-19 tampaknya tak menghalangi niat China menggarap uang digital serupa Bitcoin. Beberapa hari ini beredar di media sosial tangkapan layar mata uang digital resmi China.
Gambar tangkapan layar yang beredar di media sosial ini konon berasal dari versi uji coba aplikasi seluler yang dikembangkan oleh salah satu bank milik negara terbesar di China yaitu Agricultural Bank of China. Kabarnya pihak bank sedang mencoba secara internal dalam kelompok kecil untuk bereksperimen dengan mata uang virtual.
Lembaga Penelitian Mata Uang Digital, unit Bank Sentral China, People Bank of China (PBoC), yang mengawasi pengembangan proyek menolak untuk mengomentari gambar dari hasil tangkapan layar dan tidak mungkin menunjukkan versi akhir dari mata uang tersebut.
China adalah negara pertama yang mengeksplorasi peluncuran mata uang digitalnya sendiri, yang akan dikontrol ketat oleh Bank Rakyat Tiongkok daripada beroperasi pada sistem desentralisasi yang mendasari cryptocurrency seperti bitcoin dan tidak memerlukan administrasi dari otoritas pusat.
Pengujian mata uang digital ini sebenarnya telah berlangsung selama beberapa bulan di bank-bank milik pemerintah China, seperti dilansir dari South China Morning Post, (16/4/2020).
“Seharusnya rahasia pada tahap ini,” kata sumber yang tidak ingin disebutkan namanya kepada SCMP. “Kebocoran ini menawarkan pandangan pertama tentang seperti apa mata uang digital China mungkin bagi masyarakat umum.”
Sumber kedua, yang akrab dengan program pengujian di bank-bank pemerintah, mengatakan tangkapan layar itu asli.
Gambar tersebut menunjukkan aplikasi mata uang digital buatan pemerintah China memiliki beberapa fungsi dasar yang mirip dengan platform pembayaran online lainnya seperti Alipay milik Alibaba dan WeChat Pay milik Tencent, yang memungkinkan pengguna untuk melakukan dan menerima pembayaran, serta mentransfer uang.
Sementara China sibuk mengembangkan mata uang digitalnya sendiri. PBoC juga diketahui telah menindak perdagangan mata uang digital lainnya dan melarang bank menerima cryptocurrency, yang dipandang sebagai risiko stabilitas keuangan.