BI Prediksi Perekonomian Sulsel Tetap Tumbuh di Triwulan III

BERITAMAKASSAR.com — Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) di triwulan II tahun 2019 tumbuh sebesar 7,46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam siaran pers Bank Indonesia (BI) Sulsel, Kamis 8 Agustus 2019.

Pada triwulan III 2019 nanti, BI Sulsel memprediksi perekonomian Sulsel tumbuh di kisaran 6,80% – 7,20% (yoy). Investasi  diperkirakan menjadi salah satu yang mondorong perekonomian Sulsel di triwulan III 2019. Pilkada yang masih kondusif membuat iklim investasi semakin mendukung.

Selain itu, ekspor luar negeri pada triwulan III 2019 juga diprediksi meningkat seiring dengan pengiriman yang dialihkan dari triwulan II ke triwulan III karena jumlah hari kerja yang terbatas pada triwulan II 2019. Sejumlah  lapangan usaha (LU) juga akan berkontribusi meningkatkan perekonomian Sulsel. Salah satunya adalah kinerja LU pertambangan dan penggalian diperkirakan menjaga pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan III 2019.

BI Sulsel melihat, perusahaan pertambangan nikel matte diperkirakan akan menggenjot produksi nikel serta berbagai inisiatif penghematan untuk mempertahankan daya saing perusahaan, dengan target tahun 2019 mencapai 71.000 – 73.000 MT.

Tak ketinggalan, aktivitas kegiatan dunia usaha dan optimisme konsumen diperkirakan turut menjaga perekonomian tetap tinggi. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Provinsi Sulawesi Selatan mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan III-2019 mengalami peningkatan.

Perkiraan saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha Triwulan III-2019 sebesar 24,2% meningkat dari realisasi triwulan II-2019 sebesar 15,2%. Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan kegiatan diperkirakan terjadi terutama pada sektor Manufaktur/Industri Pengolahan dengan perkiraan SBT triwulan III-2019 sebesar 7,3% (SBT triwulan I-2019  -3,3%).

Kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan IIIĀ  2019 diperkirakan masih berada pada fase ekspansi dengan nilai PMI (Prompt Manufacturing Index) pada level 56,4%, meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan PMI triwulan II-2019 yang berada pada tingkat 57,5%. Optimisme pelaku usaha tersebut didukung oleh perkiraan meningkatnya permintaan yang berdampak peningkatan volume produksi

Penulis : Muhajir MA
Editor : Ila Yahya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *